Total Tayangan Halaman

Senin, 15 September 2008

Manajemen Media

Terus Nganggur
Oleh Aprigud Mandala Sena 153060019

Satu tahun terakhir, pemerintah telah berhasil mengurangi angka pengangguran terbuka dari angka 10.574.917 orang pada februari 2007 menjadi 9.42.590 orang pada februari 2008, tetapi hal ini belum cukup menggembirakan karena dalam berkurangnya pengangguran ini juga diikuti dengan gejala informalisasi pasar kerja. Yang artinya saat ini semakin banyak orang yang kini bekerja di sektor informal dari pada sektor formal yang sebagian besar adalah wirausaha dan buruh tani. (Dikutip dari Sk Kompas tanggal 13 september 2008 halaman 21)
Pengangguran di indonesia selalu saja menjadi suatu masalah yang selalu saja menjadi perhatian besar di indonesia. Dimana terdapat kurang lebih 2,5 juta angkatan kerja tiap tahun, tentu angka ini adalah angka yang besar, disisilain angka pertumbuhan penduduk kita juga sangat besar dan memungkinkan masalah pengangguran sangat sulit untuk ditekan dan diatasi. Masalah pengagguran di negara kita sudah sangat menjadi problem yang berarti bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah beberapa tahun terakhir semenjak tumbangnya rezim pemerintahan Soeharto pada tahun 1998.
Menanggapi hal ini pemerintah pusatpun sudah memberikan dana kepada daerah-daerah yang haus tenaga kerja untuk mengembangkan sektor ketenagakerjaanya. Terkait dana bantuan ini, implementasinya dirasa masih minim pengawasan, sehingga terlihat program yang berjalan di masyarakat itu sendiri dirasa seperti dibiarkan tanpa pengawasan (controlling), di tengah otonomi daerah , hal ini mestinya menjadi tanggung jawab dan perhatian pemerintah daerah yang telah diserahi dana tersebut dan mestinya para pejabat pusat dan daerah tidak saling lempar tanggung jawab atas berhasil atau tidaknya program ini dijalankan, tidak menutup kemungkinan jika kurangnya proses pengawasan maka yang program-program tadi tidak akan memberikan perubahan yang cukup signifikan dikarenakan penyelewengan dana yang memungkinkan dilakukan oleh pejabat dan aparatur-aparatur pemerintah daerah, hal ini mestinya diberikan perhatian lebih terkait jujurnya proses pengerjaan program dari dana yang telah dikucurkan oleh pemerintah pusat agar nantinya dana ini sepenuhnya diperoleh oleh setiap masyarakat yang membutuhkan lapangan kerja baru.
Pemerintah pusat harusnya juga memberikan targeting yang jelas terkait dana yang diberikan dan selanjutnya dana tersebut digunakan untuk menjalankan program yang sudah dicanangkan baik berupa angka dan kualitas pekerjaan baru yang tercipta, agar nantinya hasil yang dicapai akan dapat dilihat dengan jelas tanpa ada kebiasan dan memudahkan bagi pihak pemerintahan untuk mengetahui sejauh mana program tersebut dapat menanggulangi pengangguran. Diperlukan pengorgasnisasian yang baik dari pemerintah pusat yang mengucurkan dana dan pemerintah daerah yang menerima dana, agar setiap program yang dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan dan tidak ada sikap saling menyalahkan antar pemerintah pusat dan daerah jika program ini belum cukup efektif memberikan lapangan kerja baru dan mengembangkan sektor ketenagakerjaan di daerah. Standard operation sistem yang baik dan benar saya pikir perlu dibuat dalam proses implementasi program-program ketenagakerjaan di daerah-daerah saat ini dan tentunya untuk saat yang akan datang pula karena masalah penggangguran belum berakhir dan masih banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menanggulangi hal ini di kemudian hari. Agar nantinya masyarakat indonesia tidak lagi bermimpi tetapi malah justru meraih mimpi-mimpi mereka dengan mendapat pekerjaan yang layak dan mencukupi bagi kebutuhan hidup saat ini atau saat mendatang.

Senin, 07 Juli 2008

PTK


Teknologi digital dan Analog :
Aprigud Mandala Sena /153060019

Secara estimologis digital artinya adalah cacahan terdiri dari dua nilai 0 dan 1. Secara terminologis Teknologi digital adalah : sesuatu yang sederhana sampai dengan yang mutakhir baik hardware maupun software dimana dasar terbentuknya teknologi digital berasal dari dasar pengoprasiannya yaitu digit-digit atau angka-angka yang mana energi untuk menjalankannya (menjalannkan teknologi digital ini) berasal dari arus/tegangan listrik, pada arus listrik yang diterimanya pada teknologi digital hanya mengenal dua arus yaitu on (1) dan off (0) dengan dua arus yang berbeda ini teknologi digital dapat melakukan banyak hal. Dengan kata lain teknologi digital ini hanya dapat berkerja dan beroprasi jika dialirkan arus listrik.
Digital juga merupakan sebuah teknologi yang mengubah sinyal menjadi sebuah kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 untuk proses informasi yang mudah, cepat, dan akurat. Penggunanaan sistem digital ini sekarang telah banyak menggantikan pemakaian sistem analog. Teknologi digital memiliki beberapa keistimewaan unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu
Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan yang setara dengan kecepatan cahaya mengakibatkan informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
Jika digunakan secara berulang-ulang tidak mengubah content dari informasi yang yang disampaikan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Informasi yang disampaikan mudah untuk dikreasikan sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Dapat mengirim informasi tanpa ada batasan maksimumnya dan mengirimkannya secara interaktif. (contohnya E mail).
Secara estimologis analog artinya gelombang atau suatu bentuk komunikasi elektronik. Secara terminologis teknologi analog adalah : proses penyampaian sinyal informasi atau bentuk komunikasi yang berbentuk gelombang elektromagnetis dan menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetis.
Kecepatan gelombang ini disebut dengan Hertz (Hz) yang diukur dalam satuan detik. Misal dalam satu detik gelombang dikirim sebanyak 1000, maka disebut dengan 1000 Hertz. Kekurangan sistem analog ini adalah pengiriman sinyal agak lambat dan sering terjadi error. Hal-hal seperti ini tidak terjadi pada sistem digital. Oleh karenanya saat ini banyak peralatan maupun aplikasi yang beralih dari sistem analog menjadi sistem digital.
Referensi :
Abrar, Ana Nadhya, 2003. “ Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Komunikasi”. LESFI, Yogyakarta
www.jardiknas2007.com
www.artikel, buku dan karyatulis.com